Sifat-sifat Allah

Sifat-sifat Allah
Ar-Risalatul Qusyairiyah fi 'Ilmit Tashawwuf
   “Tauhid adalah pengetahuan anda bahwa bagi Dzat Allah tidak ada keserupaan dan tidak ada peniadaan bagi sifat-sifat-Nya,” kata Abu Hasan Al-Busyanji.
Kesuksesan Anda dimulai hari ini bersama kami
   Sementara Husin bin Manshur mendefinisikan dengan rumusan berbeda, meski nuansa artinya sama. Menurutnya sifat “Lama” adalah bagi-Nya. Karena itu, sesuatu yang dengan jasad penampakannya dapat menjadi, maka penampakan untuk menjadi adalah keharusan, sesuatu yang dengan berbagai perangkat keterkumpulannya dapat menjadi, maka perangkat yang memperkuat keberadaannya untuk menjadi adalah keharusan, yaitu suatu keharusan menjadi atau mengada yang sifatnya untuk mempertahankan keberadaannya, sesuatu yang waktu merajutnya, maka pemisahaan waktu adalah lawannya, sesuatu yang tegaknya berkaitan dengan lainnya, maka perekatan di situ menjadi keniscayaan dan sesuatu yang khayalan mampu menerkamnya, maka penggambaran harus lebih mengunggulinya.
Tanbihul Ghafilin

Barangsiapa mencari dan memberi perlindungan di mana tempat-Nya berada, maka Tuhan tidak berlindung di tempat atas, tidak di bawah, tidak menerima pembatas, tidak didesak dengan keterhimpitan selain-Nya, tidak dijangkau oleh yang belakang, tidak dipagari oleh yang depan, tidak dimunculkan oleh yang sebelum-Nya, tidak dikumpulkan oleh yang terkumpul tidak diadakan oleh yang ada, tidak ditiadakan oleh yang tidak ada. Sifat-Nya tidak bersifat (bergambar), perbuatan-Nya terbebas dari tingkah laku makhluk. Kemahapenciptaan-Nya tidak ada pasangan-Nya, perbuatan-Nya tidak ada alasan. Keterdahuluan-Nya jelas dan kebaruan makhluk juga jelas.

   Jika kamu mengatakan, “waktu telah berlalu”, maka kebesaraan-Nya sungguh melampaui waktu yang berlalu, jika kamu mengatakan, “Huwa” – kata ganti tunggal untuk Allah yang berarti “Dia”, maka huruf “Ha” dan “Wawu” itu sendiri adalah makhluk dan jika kamu bertanya, “Dia dimana?”, maka keberadaan-Nya telah mendahului tempat.


   Huruf-huruf adalah ayat-ayat-Nya (tanda-tanda-Nya), keberadaan-Nya adalah ketetapan-Nya, ma’rifat-Nya adalah pengesaan terhadap-Nya, pengesaan-Nya adalah membedakan-Nya dari makhluk-Nya. Apa yang tergambar dalam khayalan adalah berbeda dengan keberadaan-Nya. Bagaimana sesuatu yang dari-Nya bertempat adalah permulaan sesuatu itu, atau kembali kepada-Nya apa yang telah disusun-Nya. Persangkaan-persangkaan tidak mampu menerima Tuhan.  Kedekatan-Nya adalah karamah-Nya dan keterjauhan-Nya adalah penghinaan-Nya. Ketinggian-Nya tanpa naik, kedatangan-Nya tanpa berpindah. Dia  adalah Dzat Yang Pertama, Terakhir, Tampak, Tersembunyi, Dekat, Jauh, dan tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya. Dia Maha Mendengar dan Melihat.
   Yusuf bin Husin bercerita: “Ada seorang laki-laki berdiri di hadapan Dzun Nun Al-Mishri lalu bertanya, ‘Beritahukan padaku tentang makna tauhid?’ lalu oleh beliau dijawab, ‘Hendaknya engkau mengetahui bahwa kekuasaan Allah dalam segala hal tanpa kerja sama, penciptaan-Nya tanpa sebab atau alasan penyebab keterciptaan sesuatu itu sendiri juga ciptaan-Nya. Karena itu, tidak ada sebab yang melatarbelakangi penciptaan-Nya. Tak ada yang di langit dan di bumi menjadi tinggi dan rendah sebagai bentuk pengaturan alam yang diatur selain Allah. Apa yang terlukis dikhayalan manusia adalah berbeda dengan keberadaan Allah.’

   Bagi Imam Al-Junaid, tauhid berarti pengetahuan dan pengakuan bahwa Allah adalah Dzat Yang Tunggal dalam keabadian dan keterdahuluan-Nya, tak ada pihak kedua yang menyertai-Nya. Apa pun yang bergerak di alam tidak bekerja dengan sendirinya.

·         Ma’rifatullah
·         Sifat-sifat Allah
·         Iman
·         Rezeki
·         Kufur
·         Arasy
·         Dzat Yang Al-Haqq


No comments:

Post a Comment

Bergabunglah bersama kami dalam mengelola perdagangan Nasional.
Alat Semprot
Logam Kuningan
Sparepart Pertanian
"Kami telah siap melayani anda di Seluruh Indonesia"