Al-Hal

Al-Hal
   Al-Hal atau Hal (keadaan) menurut kaum sufi adalah makna, nilai atau rasa yang hadir dalam hati secara otomatis, tanpa unsur kesengajaan, upaya, latihan dan pemaksaan, seperti rasa gembira, sedih, lapang, sempit, rindu, gelisah, takut, gemetar dan lain-lainnya. Keadaan-keadaan tersebut merupakan pemberian, sedangkan maqam adalah hasil usaha. Hal (keadaan) datang dari Yang Ada dengan sendirinya, sementara maqam terjadi karena pencurahan perjuangan yang terus-menerus, pemilik maqam memungkinkan menduduki maqamnya secara konstan, sementara pemilik hal sering mengalami naik-turun (berubah-ubah) keadaan hatinya.
 
Ar-Risalatul Qusyairiyah fi 'Ilmit Tashawwuf
   Salah seorang guru sufi berkata, “Hal ibarat kilat, jika hal itu tetap, maka dia menjadi suara hati.”

   Para guru sufi menyatakan bahwa hal, sebagaimana namanya, menunjukkan arti tentang sesuatu (rasa, nilai, getaran) yang menguasai hati kemudian hilang.
Seandainya hal tidak menguasai hati
Maka dia tidak dinamakan hal
Setiap yang bersifat keadaan (hal)
Maka dia pasti hilang (bergeser)

Lihatlah bayang-bayang
Ketika sesuatu berhenti
Dia selalu menjadikannya berkurang
Ketika sesuatu itu memanjang

   Sementara kaum lain memberi isyarat tentang ketetapan dan kestabilan hal. Mereka mengatakan, “Sesungguhnya hal ketika tidak bersifat tetap dan berturut-turut, maka dia disebut kilasan cahaya. Pemiliknya tidak sampai pada hal. Ketika sifat itu menjadi kesenantiasaan, maka dia dinamakan hal.”

   Sedangkan Abu Ustman Al-Hiri berpendapat bahwa apa yang didirikan Allah kepadaku dalam suatu hal, lalu aku tidak menyukainya, maka itu menunjukkan adanya kesenantiasaan ridha, sementara ridha termasuk jumlah hal.
   Dalam hal ini perlu dikatakan adalah seseorang yang apabila menunjukkan adanya ketetapan hal, maka benar apa yang dikatakannya, maknanya (kandungan hal) menjadi “minuman”-nya sehingga dia terdidik dalam makna tersebut. Namun, bagi pemiliknya, hal itu justru merupakan cobaan yang tidak konstan, di mana pelampauannya itu akan menjadikan hal sebagai minumannya (tidak lagi bersifat cobaan, tapi pakaian atau sifat). Jika beberapa hal tersebut masih tetap merupakan cobaan, maka pemilik hal akan terus mendaki ke tingkat beberapa hal lain yang lebih halus, sehingga dia akan selalu dalam proses pendakian.


Ø  Waktu
Ø  Al-Maqam
Ø  Al-Hal
Ø  Nafas
Ø  Warid
Ø  Nafsu
Ø  Ruh

Ø  Sirri

No comments:

Post a Comment

Bergabunglah bersama kami dalam mengelola perdagangan Nasional.
Alat Semprot
Logam Kuningan
Sparepart Pertanian
"Kami telah siap melayani anda di Seluruh Indonesia"